Sabtu, 26 November 2011

BALADA SEORANG BURUH

Balada seorang buruh
Begitu fajar menyingsing
Dia bergegas melangkahkan kaki
Demi mencari sesuap nasi
Penuh harapan akan mendapatkan rezeki

Sesekali senyum tersungging di bibir sebagai pelepas penat
Sesekali mengusap keringat dari terik mentari yang menyengat
Dia begitu optimis memperjuangkan hidup dari kehidupan melarat
Demi kebutuhan yang makin meningkat

Hari pun terus melaju
Rutinitas kerja terus dipacu
Ada penantian panjang yang terus terlintas dalam benaknya
Untuk menerima upah kerja

Upah kerja pertama telah diberi
Rasa penat hilang ditelan bumi
Wajah cerah makin berseri
Tertawa riang di dalam hati

Dia pun terus berjuang
Untuk meningkatkan etos kerja dan hidup yang harus diperjuangkan
Tanpa kenal lelah
Tanpa kenal duka
Tanpa kenal waktu

Sesekali dia berkelakar
Bercanda ria
Meski sebenarnya hatinya luka
Upah yang dia terima tak sebanding dengan pengabdiannya
Namun dia selalu bersyukur
Kepada Allah yang Maha Pelindung

Suatu hari...
Dia menemui badai yang menghadang
Seorang majikan dengan tegas mengatakan
"Kamu harus angkat kaki dari sini"
Bagai petir menyambar di tengah siang
Darah tersira
Mendadak pingsan
Upah kerja yang tak diberikan
Dengan rendah hati meninggalkan pekerjaan
Tanpa kata tanpa protes...
Dia pun bergegas pulang

Oh Tuhan
Mengapa semua ini terjadi...
Meski dia tahu...
Ada orang yang menanti pekerjaan itu
Siap menggantikan posisi
Di balik skenario licik mereka (tuan besar) beracting
Yang dikemas dalam bentuk fitnah
Karena sebuah pendekatan, tip dan suap dari seseorang
Sungguh malang nasib seorang buruh

Ya Allah
Lapangkanlah hatinya...
Tabah dan sabarkanlah jiwanya
Kuatkanlah imannya untuk menyongsong hari depannya
Lindungilah dirinya dari segala malapetaka
Luaskanlah rezekinya
Dan kabulkanlah doanya
Cobaan apa yang telah dia terima

Jumat, 25 November 2011

METODE ROLE PLAYING

Metode role playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan yang dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh. Metode ini lebih menekankan terhadap masalah yang diangkat dalam ‘pertunjukan’, dan bukan pada kemampuan pemain dalam melakukan permainan peran.
Menurut Gangel (1986) role playing adalah suatu metode mengajar merupakan tindakan yang dilakukan secara sadar para pemain diskusi tentang peran dalam kelompok. Menurut Blatner (2002), role playing adalah sebuah metode untuk mengeksplorasi hal-hal yang menyangkut situasi social yang kompleks.

Di dalam kelas, suatu masalah diperagakan secara singkat sehingga semua siswa bisa mengetahui situasi yang diperankan. Semuanya berfokus pada pengalaman kelompok. Guru harus mengenalkan situasinya dengan jelas sehingga tokoh dan penontonnya memahami masalah yang disampaikan. Sama seperti para pemainnya, penonton juga terlibat penuh dalam situasi belajar. Pada saat menganalisa dan berdiskusi, penonton harus memberikan solusi-solusi yang mungkin bisa digunakan untuk mengatasi masalah yang disampaikan.
Langkah-langkah metode role playing:
  1. Bila role playing baru ditetapkan dalam pengajaran, maka hendaknya guru menerangkannya terlebih dahulu teknik pelaksanaanya, dan menentukan diantara siswa yang tepat untuk memerankan lakon tertentu, secara sederhana dimainkan di depan kelas
  2. Menerapkan situasi dan masalah yang akan dimainkan dan perlu juga diceritakan jalannya peristiwa dan latar belakang cerita yang akan dipentaskan tersebut.
  3. Pengaturan adegan dan kesiapan mental dapat dilakukan sedemikian rupa
  4. Setelah role playing itu dalam puncak klimas, maka guru dapat menghentikan jalannya drama. Hal ini dimaksudkan agar kemungkinan-kemungkinan pemecahan masalah dapat diselesaikan secara umum, sehingga penonton ada kesempatan untuk berpendapat dan menilai role playing yang dimainkan. Role playing dapat pula dihentikan bila menemui jalan buntu
  5. Guru dan siswa dapat memberikan komentar, kesimpulan atau berupa catatan jalannya role playing untuk perbaikan-perbaikan selanjutnya.
Kebaikan metode role playing antara lain :
  1. Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. Disamping merupakan pengalaman yang menyenangkan yang sulit untuk dilupakan
  2. Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh antusias
  3. Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi
  4. Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah, dan dapat memetik butir-butir hikmah yang terkandung di dalamnya dengan penghayatan siswa sendiri
Kelemahan metode role playing antara lain :
  1. Role playing/ bermain peranan memerlukan waktu yang relatif panjang banyak.
  2. Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun murid. Dan ini tidak semua guru memilikinya.
  3. Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerlukan suatu adegan tertentu.
  4. Apabila pelaksanaan role playing dan bermain pemeran mengalami kegagalan, bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan pengajaran tidak tercapai
  5. Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini.
Saran-saran yang perlu pendapat perhatian dalam pelaksanaan metode ini:
  1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan melalui metode ini. Dan tujuan tersebut diupayakan tidak terlalu sulit/berbelit-belit, akan tetapi jelas dan mudah dilaksanakan.
  2. Melatar belakang cerita role playing dan bermain peranan tersebut. Hal ini agar materi pelajaran dapat dipahami secara mendalam oleh siswa/anak didik.
  3. Guru menjelaskan bagaimana proses pelaksanaan role playing dan bermain peranan melalui peranan yang harus siswa lakukan/mainkan.
  4. Menetapkan siapa-siapa diantara siswa yang pantas memainkan/melakonkan jalannya suatu cerita. Dalam hal ini termasuk peranan penonton.
  5. Guru dapat menghentikan jalannya permainan apabila telah sampai titik klimaks. Hal ini dimaksudkan agar kemungkinan-kemungkinan pemecahan masalah dapat didiskusikan secara seksama.
Contoh pelaksanaan metode Role Playing dalam materi Barter

Dalam ilmu ekonomi , uang didefenisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apa saja yang dapat diterima setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Sebelum uang diciptakan, masyarakat pada zaman dahulu melakukan perdagangan dengan cara barter. Barter merupakan pertukaran barang dengan barang.
Untuk lebih memahami materi barter, maka diterapkan metode role playing dalam pembelajaran. Caranya adalah sebagai berikut:
  1. Bagilah kelas menjadi 4 kelompok. Dua kelompok pertama adalah penduduk desa petani, dan dua kelompok lainnya adalah kelompok desa peternak.
  2. Kita akan melakukan pertukaran barang antara kelompok desa petani dan desa peternak. Untuk itu guru akan membagikan kertas yang berisikan benda yang ingin dibeli dan benda yang ingin dijual dalam dua kertas yang berbeda. Misalnya: siswa dari desa petani memiliki beras dan ingin membeli ikan. Maka guru akan membagikan kertas yang bertuliskan Beras dan ikan pada dua lembar kertas yang berbeda.
  3. Buatlah keempat kelompok tersebut berdiri berhadapan, guru akan memberi aba-aba dan memberi batas waktu bagi siswa untuk menemukan teman dari kelompok lain yang sesuai dengan daftar yang ia miliki.
  4. Ingat bahwa siswa harus menemukan siswa lain yang memiliki daftar yang sesuai dengan dirinya. Artinya siswa yang memiliki beras ingin memiliki ikan, harus menemukan yang ingin menjual ikan dan ingin membeli beras. Jika salah satu daftar tidak cocok, maka ia harus mencari teman yang lain.
  5. Kelompok yang telah mendapatkan pasangannya, segera melapor kepada guru.
  6. Kesimpulan dan evaluasi. Dalam hal kesimpulan dan evaluasi ini guru dalam di bantu oleh pertanyaan berikut:
-Apakah keuntungan melakukan barter?
-Apa kesulitan yang dirasakan saat melakukan barter?
-Ceritakan dengan singkat proses melakukan barter.

KESIMPULAN

Metode role playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan yang dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh. Metode ini lebih menekankan terhadap masalah yang diangkat dalam ‘pertunjukan’, dan bukan pada kemampuan pemain dalam melakukan permainan peran. Dalam pembelajaran metode role playing, interaksi sosial menjadi salah satu faktor penting bagi perkembangan skema mental yang baru. Dimana dalam pembelajaran ini siswa ikut berperan aktif dan dapat mengetahui secara langsung bagaimana proses dari suatu kegiatan dalam bidang akuntansi, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa untuk memecahkan persoalan berfikir kritis dan melakukan observasi serta menarik kesimpulan.
Setiap metode memiliki kelemahan dan kelebihan tertentu, begitu juga dengan metode role playing ini. Namun yang penting disini, kelemahan dalam suatu metode tertentu dapat ditutupi dengan memakai metode yang lain. Salah satu kelemahan metode ini ialah tidak setiap materi dapat disajikan dengan metode ini. Untuk itu solusinya diharapkan guru dapat memilih materi yang tepat untuk dipergunakannya metode ini.

Demikianlah uraian tentang Metode Role Playing, semoga artikel ini bermanfaat bagi para pendidik untuk selalu meningkatkan mutu pengajaran sehingga pembelajaran yang dirancang dapat lebih bervariatif, lebih bermakna, menantang sekaligus menyenangkan.


Rabu, 23 November 2011

PERIH

Perih
Siang itu
Matahari kian meredup
Suasana hangat menyengat
Mata ini enggan terbuka karena beban derita
Perih bagai luka menari- nari di penjuru sukma
Begitu mengiris menyayat pedih
Mengikis kokohnya jiwa

Keringat dingin menderai mengaburkan pesona
Membasahi helai benang busana sukma
Makin gerah
Makin perih
Makin pedih kurasa
Kuhela nafas panjang
Kepenatan pun tak kunjung sirna

Angin begitu menjauhi aku
Tak setia lagi menemani kesendirianku
Biasanya akrab menyatu dalam canda tawa mesra bersamaku
Menarikan semilirnya kidung rindu

Berpijak pada sisa akar ketegaran
Aku bergelayut mencengkram kuat pada akar itu
Bersama keyakinan yang telah terkoyak
Kepedihan pasti berlalu ditelan bingkai waktu

Senin, 21 November 2011

TAKE AND GIVE

Metode Take and Give merupakan pembelajaran yang memiliki sintaks, menuntut siswa mampu memahami materi pelajaran yang diberikan guru dan teman sebayanya (siswa lain).
Siswa diberi kartu untuk dihapal sebentar kemudian mencari pasangan untuk saling menginformasikan, selanjutnya siswa diberi pertanyaan sesuai dengan kartunya.

Media Model Pembelajaran Take and Give
  1. Siapkan Kartu dengan ukuran 10 x 15 cm untuk sejumlah siswa.
  2. Setiap kartu berisi nama siswa, bahan belajar (sub materi) dan nama yang diberi informasi, kompetensi dan sajian materi.
Langkah-langkah metode Take and Give
  1. Guru menyiapkan kelas sebagaimana mestinya.
  2. Guru menjelaskan materi sesuai kompetensi yang sudah direncanakan selama 45 menit.
  3. Untuk memantapkan penguasaan peserta, tiap siswa diberi masing-masing satu kartu untuk dipelajari (dihapal) kurang lebih 5 menit.
  4. Guru meminta semua siswa disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling menginformasikan materi sesuai kartu masing-masing. Tiap siswa harus mencatat nama pasangannya pada kartu control.
  5. Demikian seterusnya sampai tiap peserta dapat saling memberi dan menerima materi masing-masing.
  6. Untuk mengevaluasi keberhasilan, berikan siswa pertanyaan yang sesuai dengan kartunya (kartu orang lain).
  7. Strategi ini dapat dimodifikasikan sesuai keadaan.
  8. Guru bersama siswa membuat kesimpulan.
Kelebihan:
Dilatih memahami materi dengan waktu yang cepat.
Kekurangan:
Tidak efektif dan terlalu bertele-tele.

Demikianlah uraian tentang Metode Take and Give, semoga artikel ini bermanfaat bagi para pendidik untuk selalu meningkatkan mutu pengajaran sehingga pembelajaran yang dirancang dapat lebih bervariatif, lebih bermakna, menantang sekaligus menyenangkan.

Minggu, 20 November 2011

TUJUH INDIKATOR PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL ( CTL)

Pembelajaran Kontekstual (CTL, Contextual Teaching and Learning) merupakan  pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajkan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif , nyaman dan menyenangkan. Prinsip pembelajaran kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi.

Ada tujuh indokator pembelajaran kontekstual antara lain sebagai berikut:
  1. Modeling (pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-tujuan, pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, contoh)
  2. Questioning (eksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan, mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi)
  3. Learning community (seluruh siswa partisipatif dalam belajar kelompok atau individual, minds-on, hands-on, mencoba, mengerjakan)
  4. Inquiry (identifikasi, investigasi, hipotesis, konjektur, generalisasi, menemukan)
  5. Constructivisme (membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi konsep-aturan, analisis-sintesis)
  6. Reflection (reviu, rangkuman, tindak lanjut)
  7. Authentic assessment (penilaian selama proses dan sesudah pembelajaran, penilaian terhadap setiap aktvitas-usaha siswa, penilaian portofolio, penilaian seobjektif-objektifnya darei berbagai aspek dengan berbagai cara).
Demikianlah uraian tentang Pembelajaran Kontekstual ( CTL) ,semoga artikel ini bermanfaat bagi para pendidik untuk selalu meningkatkan mutu pengajaran sehingga pembelajaran yang dirancang dapat lebih bervariatif, lebih bermakna, menantang sekaligus menyenangkan.

Sabtu, 19 November 2011

CONCEPT SENTENCE

Concept Sentence merupakan pembelajaran dimana siswa dibentuk kelompok heterogen dan membuat kalimat dengan minimal 4 kata kunci sesuai materi yang disajikan.

Langkah-langkah pembelajaran concept Sentence
  1. Guru menyampaikan tujuan.
  2. Guru menyajikan materi secukupnya.
  3. Guru membentuk kelompok yang anggotanya kurang lebih 4 orang secara heterogen.
  4. Menyajikan beberapa kata kunci sesuai materi/ tpk yang disajikan.
  5. Tiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan menggunakan minimal 4 kata kunci setiap kalimat.
  6. Hasil diskusi kelompok didiskusikan lagi secara pleno yang dipandu guru.
  7. Kesimpulan.
Kelebihan:
1. Lebih memahami kata kunci dari materi pokok pelajaran.
2. Siswa yang lebih pandai mengajari siswa yang kurang pandai.
Kekurangan:
1. Hanya untuk mata pelajaran tertentu.
2. Untuk yang pasif mengambil jawaban dari temannya.

Demikianlah uraian tentang metode Concept Sentence ,semoga artikel ini menjadi sumber inpirasi bagi para pendidik untuk selalu meningkatkan mutu pengajaran sehingga pembelajaran yang dirancang dapat lebih bervariatif, lebih bermakna, menantang sekaligus menyenangkan.

Kamis, 17 November 2011

DI BATAS SENJA KOTA SOROLANGUN

Ketika waktu melaju jauh
Tak terhenti hingga di ujung senja
Menghantarkan aku di batas senja kota Sorolangun
Mengalunkan senandung nuansa ceria saat bersama

Langit mulai kelam
Namun jiwaku makin terang oleh cahaya asmara
Sedetik hasratku melambung tinggi ke cakrawala jingga
Ketika senja lenyap disambut malam
Terselip[ kilatan cahaya bahagia
Menyambut mekar indahnya bunga senja asmara

Gemerlap lampu indah kota malam itu
Mewakili jiwaku yang cerah oleh cahaya cinta
Walau sekejap rasa membara
Menggelora dalam sukma

Senja membawa sejuta rasa bahagia
Terkisah di beranda lantai dua asmara
Hilang sejuta penat
Hilang sejuta gundah
Melepas dahaga bahagia
Saat senja lenyap ditelan malam

Di batas senja kota Sorolangun
Kutemukan mutiara rasa terindah
Senja menarikan hasrat
Kelam mengalunkan kehangatan
Tercipta senandung kedamaian di dalam jiwa
Kebahagiaan berdansa gemulai dalam sanubari

Rabu, 16 November 2011

METODE KARTU ARISAN

Metode kartu arisan adalah salah satu pembelajaran kooperatif, dimana  siswa bekerjasama dalam kelompok untuk mendiskusikan kesesuaian jawaban dari setiap pertanyaan yang keluar dari dalam gelas yang telah dikocok oleh guru.
Siswa dibentuk kelompok dan setiap jawaban digulung dan dimasukkan ke dalam gelas kemudian siswa yang memegang kartu jawaban menjawab setelah dikocok terlebih dahulu.
Setiap kelompok mendapatkan kartu jawaban yang sama begitu juga dengan jumlahnya dengan kelompok lain.

Langkah-langkah pembelajaran kartu arisan sebagai berikut :
  1. Bentuk kelompok orang secara heterogen satu kelompok terdiri dari 4/5 siswa
  2. Kertas jawaban bagikan pada siswa masing-masing 1 lembar / kartu soal digulung dan dimasukkan ke dalam gelas.
  3. Gelas yang telah berisi gulungan soal dikocok, kemudian salah satu yang jatuh diberikan agar dijawab oleh siswa yang memegang kartu jawaban.
  4. Apabila jawaban benar maka siswa dipersilakan tepuk tangan atau yel-yel lainnya.
  5. Setiap jawaban yang benar diberi poin 1 sebagai nilai kelompok sehingga nilai total kelompok merupakan penjumlahan poin dari para anggotanya.
Kelebihan:
Pembelajaran yang menarik dihubungkan dengan kehidupan nyata.
Kekurangan:
1. Tidak semua terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
2. Nilai tergantung pada individu yang mempengaruhi nilai teman lain.

Demikianlah uraian tentang metode kartu arisan ,semoga artikel ini menjadi sumber inpirasi bagi para pendidik untuk selalu meningkatkan mutu pengajaran sehingga pembelajaran yang dirancang dapat lebih bervariatif, lebih bermakna, menantang sekaligus menyenangkan.


Selasa, 15 November 2011

METODE BERTUKAR PASANGAN

Metode Bertukar Pasangan termasuk pembelajaran dengan tingkat mobilitas cukup tinggi, di mana siswa akan bertukar pasangan dengan pasangan lainnya dan nantinya harus kembali ke pasangan semula/pertamanya. Siswa berpasangan kemudian bergabung dengan pasangan lain dan bertukar pasangan untuk saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban masing-masing.

Langkah-langkah pembelajaran metode bertukar pasangan antara lain:
  1. Siswa dibentuk berkelompok secara berpasangan/2 orang (guru bisa menunjuk pasangannya atau siswa memilih sendiri pasangannya).
  2. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya.
  3. Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan dari kelompok yang lain.
  4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mencari kepastian jawaban mereka.
  5. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula.
  6. Kesimpulan.
  7. Penutup
Kelebihan:
1. Siswa dilatih untuk dapat bekerjasama, mempertahankan pendapat.
2. Semua siswa terlibat.
Kekurangan:
1. Memerlukan waktu yang lama.
2. Guru tidak dapat mengetahui kemampuan siswa masing-masing. 

Demikianlah uraian tentang metode Bertukar pasangan semoga artikel ini menjadi sumber inpirasi bagi para pendidik untuk selalu meningkatkan mutu pengajaran sehingga pembelajaran yang dirancang dapat lebih bervariatif, lebih bermakna, menantang sekaligus menyenangkan.

Senin, 14 November 2011

METODE PEMECAHAN MASALAH ( PROBLEM SOLVING)

Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.

Adapun keunggulan metode problem solving ini adalah sebagai berikut:
  1. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
  2. Berpikir dan bertindak kreatif.
  3. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
  4. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
  5. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
  6. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
  7. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.
Kelemahan metode problem solving sebagai berikut:
  1. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
  2. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain. 
Demikianlah uraian tentang  metode Pemecahan Masalah ( Problem Solving) semoga artikel  ini  menjadi sumber inpirasi bagi para pendidik untuk selalu meningkatkan mutu pengajaran sehingga pembelajaran yang dirancang dapat lebih bervariatif, lebih bermakna, menantang sekaligus menyenangkan.

BUNGA SENJA

Angin kencang bertiup tanpa arah
Awan tebal menyelimuti senja bahagia
Hujan pun turun membasahi jiwa ini
Bersama halilintar dan gemuruh angin kutitipkan rindu untukmu
Tak seorang pun yang mampu menghapus segala rasa di dada kecuali bayangmu
Kapan hujan akan reda di penghujung senja hingga malam kelam mencekam

Angin malam menemani bunga bermekaran
Hujan pun meneteskan air mata menuju samudra asa
Kini aku baru menyadari..
Arti kehidupan di belantara cinta ketika kumenggenggam mimpi kelabu
Hingga memilih untuk menunggu tanpa batas waktu

Kenangan demi kenangan makin indah bagaikan harumnya bunga senja
Kita pernah berjanji untuk menghadapi semuanya berdua
Saling menjaga cahaya di malam gelap
Tak ingin sedikitpun kesedihan kau sembunyikan dari hidupku

Kenangan indah bagaikan wangi bunga senja
Yang telah kita jalani bersama
Selamanya..
Tak akan pernah bisa ku lupakan

Kelembutanmu bagaikan Cahaya
Yang mengisi hari- hari indah masa depanku
Menyadarkanku..
Wangi bunga selalu ada
Seperti halnya ketulusan dan kesetiaan cintaku padamu
Angin meniupkan wangi bunga senja
Seperti
 keindahan   cintamu


Sabtu, 12 November 2011

KEPALA BERNOMOR STRUKTUR

Metode Pembelajaran Kepala Bernomor Struktur  merupakan modifikasi dari model pembelajaran Numbered Heads Together. Perbedaan yang mendasar antara keduanya adalah pada penugasan dan masuk keluarnya anggota kelompok.
Pada pembelajaran kepala bernomor struktur ini, siswa dikelompokkan dengan diberi nomor dan setiap nomor mendapat tugas berbeda dan nantinya dapat bergabung dengan kelompok lain yang bernomor sama untuk bekerjasama.

Adapun langkah-langkah pembelajaran kepala bernomor Struktur antara lain sebagai berikut :
  1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran/KD.
  2. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok beranggotakan 3-4 siswa. Siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor urut 1 sampai 4.
  3. Guru memberi tugas siswa, penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor terhadap tugas yang berangkai. Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya.
  4. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka.
  5. Melaporkan hasil kerja kelompok dan tanggapan dari kelompok yang lain.
  6. Kesimpulan.


Kelebihan:
1. Setiap siswa menjadi siap semua.
2. Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
3. Dapat bertukar pikiran dengan siswa yang lain.
Kekurangan:
1. Guru tidak mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
2. Waktu yang dibutuhkan banyak.

Demikianlah uraian tentang metode Kepala bernomor struktur semoga artikel ini menjadi sumber inpirasi bagi para pendidik untuk selalu meningkatkan mutu pengajaran sehingga pembelajaran yang dirancang dapat lebih bervariatif, lebih bermakna, menantang sekaligus menyenangkan

Jumat, 11 November 2011

METODE TEBAK KATA

Dalam Motode  Tebak Kata, sesuai dengan namanya siswa diajak bermain tebak kata dengan menggunakan media kartu/karton.
Media :
a. Kartu ukuran 10x10 cm dan isilah ciri-ciri atau kata-kata lainnya yang mengarah pada jawaban (istilah) pada kartu yang ingin ditebak.
b. Kartu ukuran 5x2 cm untuk menulis kata-kata atau istilah yang mau ditebak (kartu ini nanti dilipat dan ditempel pada dahi atau diselipkan di telinga,di saku baju atau dikalungkan.

Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :
  1. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai atau materi ± 45 menit.
  2. Guru menyuruh siswa berdiri berpasangan di depan kelas.
  3. Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10×10 cm yang nanti dibacakan pada pasangannya. Seorang siswa yang lainnya diberi kartu yang berukuran 5×2 cm yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau diselipkan ditelinga,di saku baju atau dikalungkan.
  4. Siswa yang  membawa kartu 10×10 cm membacakan kata-kata yang tertulis didalamnya sementara pasangannya menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10×10 cm. Jawaban yang tepat apabila sesuai dengan isi kartu yang ditempelkan di dahi atau telinga.
  5. Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di kartu) maka pasangan itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarahkan dengan kata-kata lain(memancing) asal jangan langsung memberi tahu jawabannya.

Kelebihan:
Sangat menarik sehingga setiap siswa ingin mencobanya.
Kekurangan:
Bila siswa tidak menjawab dengan benar maka tidak semua siswa dapat maju karena waktu terbatas.

CONTOH KARTU
Perusahaan ini tanggung-jawabnya tidak terbatas.
Dimiliki oleh 1 orang.
Struktur organisasinya tidak resmi.
Bila untung dimiliki,diambil sendiri.
NAH … SIAPA … AKU ?
JAWABNYA : PERUSAHAAN PERSEORANGAN (Persero)

Demikianlah uraian tentang metode Tebak kata semoga artikel ini menjadi sumber inpirasi bagi para pendidik untuk selalu meningkatkan mutu pengajaran sehingga pembelajaran yang dirancang dapat lebih bervariatif, lebih bermakna, menantang sekaligus menyenangkan.

Kamis, 10 November 2011

STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

Student Teams Achievement Divisions (STAD)  merupakan  metode pembelajaran yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin. STAD merupakan metode  pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Dalam pelaksanaannya siswa dikelompokkan kedalam 4-5 orang tiap kelompoknya. Setiap kelompok harus heterogen terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Setiap anggota kelompok saling membantu satu sama lain untuk memahami materi pelajaran. Selanjutnya secara individual setiap minggu atau dua minggu siswa diberi kuis. Hasil kuis diberi skor dan dibandingkan dengan skor dasar untuk menentukan skor peningkatan individu dan skor kelompok. Ada lima komponen utama dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu presentasi kelas, kerja kelompok, kuis, peningkatan nilai individu dan penghargaan kelompok. Berikut ini penjelasan tentang lima komponen utama pembelajaran kooperatif tipe STAD :

1. Presentasi kelompok ( class presentation)
Dalam STAD materi pelajaran mula-mula disampaikan dalam presentasi kelas. Metode yang digunakan biasanya dengan pembelajaran langsung atau diskusi kelas yang dipandu guru. Selama presentasi kelas siswa harus benar-benar memperhatikan karena dapat membantu mereka dalam mengerjakan kuis individu yang juga akan menentukan nilai kelompok.

2. Kerja kelompok ( Teams Works ). Setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa yang heterogen laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan berbeda). Fungsi utama dari kelompok adalah menyiapkan anggota kelompok agar mereka dapat mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru menjelaskan materi, setiap anggota kelompok mempelajari dan mendiskusikan LKS, membandingkan jawaban dengan teman kelompok dan saling membantu antar anggota jika ada yang mengalami kesulitan. Setiap saat guru mengingatkan dan menekankan pada setiap kelompok agar setiap anggota melakukan yang terbaik untuk kelompoknya dan pada kelompok sendiri agar melakukan yang terbaik untuk membantu anggotanya.

3. Kuis (quizzes). Setelah 1-2 periode presentasi dan 1-2 periode kerja kelompok, siswa diberi kuis individu. Siswa tidak diperbolehkan membantu sama lain selama kuis berlangsung. Setiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari dan memahami materi yang telah disampaikan


4. Peningkatan Nilai Individu ( Individual Improvement Scores ). Peningkatan Nilai Individu dilakukan untuk memberikan tujuan prestasi yang ingin dicapai jika siswa dapat berusaha keras dan hasil prestasi yang lebih baik dari yang telah diperoleh sebelumnya. Setiap siswa dapat menyumbangkan nilai maksimum pada kelompoknya dan setiap siswa mempunyai skor dasar yang diperoleh dari rata-rata tes atau kuis sebelumnya. Selanjutnya siswa menyumbangkan nilai untuk kelompok berdasarkan peningkatan nilai individu yang diperoleh.

5. Penghargaan kelompok ( Team Recognation). Kelompok mendapatkan sertifikat atau penghargaan lain jika rata-rata skor kelompok melebihi kriteria tertentu. Hari pertama pembelajaran kooperatif tipe STAD, guru menjelaskan pada siswa tentang arti kerjasama dalam kelompok. Sebelum menilai proses pembelajaran kelompok, guru menjelaskan beberapa aturan kelompok yang harus diterapkan yaitu : siswa memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa anggota kelompok telah mempelajari materi yang diberikan, tidak ada seorangpun anggota kelompok yang boleh berhenti belajar sampai semua anggota kelompok telah menguasai materi, jika mengalami kesulitan bertanyalah pada teman sekelompok sebelum bertanya kepada guru dan setiap anggota kelompok boleh berbicara satu sama lain dengan suara pelan. Setelah melakukan kegiatan pembelajaran kelompok, secara individu setiap dua atau tiga minggu siswa diberi kuis. Hasil kuis diberikan skor dan setiap siswa diberi skor peningkatan.

Secara ringkas langkah-langkah pembelajaran Student Team Achievement Divisions (STAD) sebagai berikut :
1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.).
2. Guru menyajikan pelajaran.
3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
4. Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
5. Memberi evaluasi.
6. Penutup

Kelebihan pembelajaran Student Team Achievement Divisions:
1. Seluruh siswa menjadi lebih siap.
2. Melatih kerjasama dengan baik.
Kekurangan pembelajaran Student Team Achievement Divisions:
1. Anggota kelompok semua mengalami kesulitan.
2. Membedakan siswa.

Demikianlah uraian tentang metode Student Teams Achievement Divisions ( STAD) semoga artikel ini menjadi sumber inpirasi bagi para pendidik untuk selalu meningkatkan mutu pengajaran sehingga pembelajaran yang dirancang dapat lebih bervariatif, lebih bermakna, menantang sekaligus menyenangkan.

Rabu, 09 November 2011

METODE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

Metode Team Games Tournament (TGT) merupakan salah satu tipe  pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.
Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model Team Games Tournament memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

Ada 5 komponen utama dalam   Team Games Tournament antara lain sebagai berikut :

1. Penyajian kelas
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.

2. Kelompok (team)
Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.

3. Game
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.

4. Tournament
Biasanya tournament dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Tournament pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja tournament. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.

5. Team recognize (penghargaan kelompok)
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40.

Demikianlah uraian tentang metode Team Games Tournament semoga artikel ini menjadi sumber inpirasi bagi para pendidik untuk selalu meningkatkan mutu pengajaran sehingga pembelajaran yang dirancang dapat lebih bervariatif, lebih bermakna, menantang sekaligus menyenangkan.

Selasa, 08 November 2011

ARTIKULASI

Artikulasi merupakan metode pembelajaran yang menuntut aktif dalam pembelajaran di mana siswa membentuk kelompok berpasangan, kemudian seorang menceritakan materi yang disampaikan oleh guru dan yang lain sebagai pendengar setelah itu berganti peran.

Metode Pembelajaran Artikulasi prosesnya seperti pesan berantai, artinya apa yang telah diberikan guru, siswa harus dapat meneruskan atau menjelaskan kepada siswa yang lainnya  (pasangan kelompoknya) Dalam pembelajaran ini siswa dituntut mampu berperan sebagai penerima pesan sekaligus berperan sebagai penyampai pesan.

Langkah-langkah:
  1. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
  2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa.
  3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang.
  4. Suruhlah seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya.
  5. Suruh siswa secara bergiliran/ diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya, sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya.
  6. Guru mengulangi / menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa.
  7. Kesimpulan/ penutup.
Kelebihan:
  1. Semua siswa terlibat (mendapat peran).
  2. Melatih kesiapan siswa.
  3. Melatih daya serap pemahaman dari orang lain.
Kekurangan:
  1. Untuk mata pelajaran tertentu.
  2. Waktu yang dibutuhkan banyak.
  3. Materi yang didapat sedikit.
Demikianlah uraian tentang metode Artikulasi semoga artikel ini menjadi sumber inpirasi bagi para pendidik untuk selalu meningkatkan mutu pengajaran sehingga pembelajaran yang dirancang dapat lebih bervariatif, lebih bermakna, menantang sekaligus menyenangkan.


Senin, 07 November 2011

METODE COURSE REVIEW HORAY

Course Review Horay adalah Suatu metode pembelajaran dengan pengujian pemahaman menggunakan kotak yang diisi dengan nomor untuk menuliskan jawabannya, yang paling dulu mendapatkan tanda benar langsung berteriak horay.

Adapun langkah-langkah metode course review horay adalah  sebagai berikut :
  1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
  2. Guru mendemonstrasikan / menyajikan materi sesuai tujuan dengan tujuan pembelajaran
  3. Memberikan siswa tanya jawab.
  4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9 / 16 / 25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing.
  5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (v) dan salah diisi tanda silang (x)
  6. Siswa yang sudah mendapat tanda v vertikal atau horisontal, atau diagonal harus segera berteriak horay atau yel-yel lainnya.
  7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar dan jumlah horay yang diperoleh.
  8. Penutup.
Kelebihan metode course review horay:
  1. Pembelajarannya menarik mendorong untuk dapat terjun ke dalamnya.
  2. Melatih kerjasama.
Kekurangan metode course review horay:
  1. Siswa aktif dan pasif nilainya disamakan.
  2. Adanya peluang untuk curang.
Demikianlah uraian tentang metode course horay semoga artikel ini menjadi sumber inspirasi bagi para pendidik untuk selalu meningkatkan mutu pengajaran sehingga pembelajaran yang dirancang dapat lebih bervariatif, lebih bermakna, menantang sekaligus menyenangkan.

Minggu, 06 November 2011

METODE GROUP INVESTIGATION

Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation) merupakan metode yang paling kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills).

Guru yang menggunakan metode investigasi kelompok umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan.
Adapun deskripsi mengenai hal- hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan metode Group investigation  sebagai berikut:
1. Seleksi topik
Setiap siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Setiap siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.
2. Merencanakan kerjasama
Guru bersama siswa merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah 1) di atas.
3. Implementasi
Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah 2). Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
4. Analisis dan sintesis
Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah 3) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
5. Penyajian hasil akhir
Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.
6. Evaluasi
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan mengenai langkah- langkah metode Group Investigation sebagai berikut :
  1. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen
  2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
  3. Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas satu materi/ tugas yang berbeda dari kelompok lain
  4. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif yang bersifat penemuan
  5. Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompok
  6. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi  kesimpulan
  7. Evaluasi
  8. Penutup
Demikianlah uraian tentang metode group investigation semoga artikel ini menjadi sumber inpirasi para pendidik untuk selalu meningkatkan mutu pengajaran ssehingga pembelajaran yang dirancang Bapak/Ibu Guru dapat lebih bervariatif, lebih bermakna, menantang sekaligus menyenangkan.

Sabtu, 05 November 2011

SCRAMBLE

Scramble merupakan metode pembelajaran dengan membagikan lembar jawaban yang harus diisi siswa. Metode pembelajaran Scramble tampak seperti Metode Pembelajaran Word Square, bedanya jawaban soal tidak dituliskan di dalam kotak-kotak jawaban, tetapi sudah dituliskan namun dengan susunan yang acak, nah siswa nanti bertugas mengkoreksi ( membolak-balik huruf ) jawaban tersebut sehingga menjadi jawaban yang tepat/benar.

Media :
  1. Buatlah pertanyaan yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
  2. Buat jawaban yang diacak hurufnya

Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :
  1. Guru menyajikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai.
  2. Guru membagikan lembar kerja dengan jawaban yang diacak hurufnya.

Kelebihan:
  1. Memudahkan mencari jawaban.
  2. Mendorong siswa untuk belajar mengerjakan soal tersebut.

Kekurangan:
  1. Siswa kurang berpikir kritis.
  2. Bisa saja mencontek jawaban teman lain.

Contoh Metode pembelajaran Scramble mata palajaran IPS
Susunlah huruf-huruf pada kolom B sehingga merupakan kata kunci (jawaban) dari pertanyaan pada kolom A!

Kolom A
  1. Sebelum mengenal uang orang melakukan pertukaran dengan cara …
  2. . … digunakan sebagai alat pembayaran yang sah
  3. Uang … saat ini banyak dipalsukan
  4. Nilai bahan pembuatan uang disebut nilai …
  5. Kemampuan uang untuk ditukar dengan sejumlah barang atau jasa disebut nilai …
  6. Nilai perbandingan uang dalam negeri dengan mata uang asing disebut …
  7. Nilai yang tertulis pada uang disebut nilai …
  8. dorongan seseorang menyimpan uang untuk keperluan jual beli disebut …
  9. perintah tertulis dari seseorang yang mempunyai rekening di bank untuk membayar sejumlah uang disebut …

Kolom B
  1. TARREB........ ( jawaban yang benar...BARTER )
  2. GANU ………
  3. TRASEK ……
  4. KISTRINI …..
  5. LIRI ………....
  6. SRUK ……….
  7. MINALON ….
  8. SAKSITRAN …
  9. KEC …………

Demikianlah uraian tentang Metode  pembelajaran Scramble semoga artikel ini menjadi sumber inspirasi para pendidik untuk selalu meningkatkan mutu pengajaran sehingga pembelajaran yang dirancang Bapak/Ibu Guru dapat lebih bervariatif, lebih bermakna, menantang sekaligus menyenangkan.



Jumat, 04 November 2011

METODE DISKUSI

Metode diskusi adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh suatu keterikatan pada suatu topik atau pokok pernyataan atau problem dimana para peserta diskusi dengan jujur berusaha untuk mencapai atau memperoleh suatu keputusan atau pendapat yang disepakati bersama.

Diskusi sebagai metode pembelajaran lebih cocok dipakai  apabila guru hendak:
  1. memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada pada siswa
  2. memberi kesempatan pada siswa untuk mengeluarkan kemampuannya
  3. mendapatkan balikan dari siswa apakah tujuan telah tercapai
  4. membantu siswa belajar berpikir secara kritis
  5. membantu siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman-teman
  6. membantu siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah sendiri maupun dari pelajaran sekolah
  7. mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut.
Adapun kegiatan guru dalam pelaksanaan metode diskusi sebagai berikut:
  1. Guru menetapkan suatu pokok atau problem yang akan didiskusikan atau guru meminta kepada siswa untuk mengemukakan suatu pokok atau problem yang akan didiskusikan.
  2. Guru menjelaskan tujuan diskusi.
  3. Guru memberikan ceramah dengan diselingi tanya jawab mengenai materi pelajaran yang didiskusikan.
  4. Guru mengatur giliran pembicara agar tidak semua siswa serentak berbicara mengeluarkan pendapat.
  5. Menjaga suasana kelas dan mengatur setiap pembicara agar seluruh kelas dapat mendengarkan apa yang sedang dikemukakan.
  6. Mengatur giliran berbicara agar jangan siswa yang berani dan berambisi menonjolkan diri saja yang menggunakan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya.
  7. Mengatur agar sifat dan isi pembicaraan tidak menyimpang dari pokok/problem.
  8. Mencatat hal-hal yang menurut pendapat guru harus segera dikoreksi yang memungkinkan siswa tidak menyadari pendapat yang salah.
  9. Selalu berusaha agar diskusi berlangsung antara siswa dengan siswa.
  10. Bukan lagi menjadi pembicara utama melainkan menjadi pengatur pembicaraan.
Kegiatan siswa dalam pelaksanaan metode diskusi sebagai berikut:
  1. Menelaah topik/pokok masalah yang diajukan oleh guru atau mengusahakan suatu problem dan topik kepada kelas.
  2. Ikut aktif memikirkan sendiri atau mencatat data dari buku-buku sumber atau sumber pengetahuan lainnya, agar dapat mengemukakan jawaban pemecahan problem yang diajukan.
  3. Mengemukakan pendapat baik pemikiran sendiri maupun yang diperoleh setelah membicarakan bersama-sama teman sebangku atau sekelompok.
  4. Mendengar tanggapan reaksi atau tanggapan kelompok lainnya terhadap pendapat yang baru dikemukakan.
  5. Mendengarkan dengan teliti dan mencoba memahami pendapat yang dikemukakan oleh siswa atau kelompok lain.
  6. Menghormati pendapat teman-teman atau kelompok lainnya walau berbeda pendapat.
  7. Mencatat sendiri pokok-pokok pendapat penting yang saling dikemukakan teman baik setuju maupun bertentangan.
  8. Menyusun kesimpulan-kesimpulan diskusi dalam bahasa yang baik dan tepat.
  9. Ikut menjaga dan memelihara ketertiban diskusi.
  10. Tidak bertujuan untuk mencari kemenangan dalam diskusi melainkan berusaha mencari pendapat yang benar yang telah dianalisa dari segala sudut pandang.
Adapun kelebihan metode diskusi sebagai berikut:
  1. Mendidik siswa untuk belajar mengemukakan pikiran atau pendapat.
  2. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh penjelasan-penjelasan dari berbagai sumber data.
  3. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati pembaharuan suatu problem bersama-sama.
  4. Melatih siswa untuk berdiskusi di bawah asuhan guru.
  5. Merangsang siswa untuk ikut mengemukakan pendapat sendiri, menyetujui atau menentang pendapat teman-temannya.
  6. Membina suatu perasaan tanggung jawab mengenai suatu pendapat, kesimpulan, atau keputusan yang akan atau telah diambil.
  7. Mengembangkan rasa solidaritas/toleransi terhadap pendapat yang bervariasi atau mungkin bertentangan sama sekali.
  8.  Membina siswa untuk berpikir matang-matang sebelum berbicara.
  9.  Berdiskusi bukan hanya menuntut pengetahuan, siap dan kefasihan berbicara saja tetapi juga menuntut kemampuan berbicara secara sistematis dan logis.
  10. Dengan mendengarkan semua keterangan yang dikemukakan oleh pembicara, pengetahuan dan pandangan siswa mengenai suatu problem akan bertambah luas.
Kelemahan metode diskusi sebagai berikut:
  1. Tidak semua topik dapat dijadikan metode diskusi hanya hal-hal yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan.
  2. Diskusi yang mendalam memerlukan banyak waktu.
  3. Sulit untuk menentukan batas luas atau kedalaman suatu uraian diskusi.
  4. Biasanya tidak semua siswa berani menyatakan pendapat sehingga waktu akan terbuang karena menunggu siswa mengemukakan pendapat.
  5. Pembicaraan dalam diskusi mungkin didominasi oleh siswa yang berani dan telah biasa berbicara. Siswa pemalu dan pendiam tidak akan menggunakan kesempatan untuk berbicara.
  6. Memungkinkan timbulnya rasa permusuhan antarkelompok atau menganggap kelompoknya sendiri lebih pandai dan serba tahu daripada kelompok lain atau menganggap kelompok lain sebagai saingan, lebih rendah, remeh atau lebih bodoh. 
Demikianlah uraian tentang Metode Diskusi semoga artikel ini menjadi sumber inspirasi para pendidik untuk selalu meningkatkan mutu pengajaran sehingga pembelajaran yang dirancang Bapak/Ibu Guru dapat lebih bervariatif, lebih bermakna, menantang sekaligus menyenangkan.


    Kamis, 03 November 2011

    KENANGA LUKA

    Kenanga luka
    Biarkan perasaan ini ternoda
    Oleh sayatan sembilu sepi
    Tetap kupeluk bayang yang makin remang- remang di tengah malam
    Dan kubalut luka hati ini dengan pelangi senja


    Bukanlah ikatan kata cinta
    Sekedar aroma kenanga yang indah tanpa warna
    Semua hanya bisa dirasa tapi tak pernah bisa merasakan luka
    Ternyata warna cinta telah pudar di telan dusta

    Rahasia indah yang makin sempurna
    Tertambat pada kepingan hati dibelantara cinta
    Dan menggugah segala gundah
    Angin apa yang mampu leraikan segala gundah kelana
    Mungkin angin senja yang berhembus pelan menuju malam

    Bisakah kau sedikit peduli pada segala sepi
    Sepi yang senantiasa bertepi pada kenanga luka
    Kubalut hati yang luka ini dengan janji manismu
    Tapi hatiku tak lagi bisa percaya

    Mungkin aku harus bercermin pada cahaya
    Hingga terlihat sebuah ketulusan yang bisa menghapus luka
    Yang kau sematkan di kaki senja
    Senja jingga yang menghiasi warna asmara
    Sanggupkah kau cerahkan warna hatiku yang hitam bagai tinta?


    TALKING STICK

    Talking Stick merupakan metode yang digunakan guru dalam pembelajaran dengan menggunakan sebuah tongkat sebagai alat penunjuk giliran. Siswa yang mendapat tongkat akan diberi pertanyaan dan harus menjawabnya. Kemudian secara estafet tongkat tersebut berpindah ke tangan siswa lainnya secara bergiliran. Demikian seterusnya sampai seluruh siswa mendapat tongkat dan harus menjawab pertanyaan.

    Langkah-langkah pembelajaran Talking Stick adalah sebagai berikut:
    1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran/KD.
    2. Guru menyiapkan sebuah tongkat.
    3. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi lebih lanjut.
    4. Setelah siswa selesai membaca materi/buku pelajaran dan mempelajarinya, siswa menutup bukunya dan mepersiapkan diri menjawab pertanyaan guru.
    5. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, jika siswa sudah dapat menjawabnya maka tongkat diserahkan kepada siswa lain. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
    6. Guru memberikan kesimpulan.
    7. Evaluasi.
    8. Penutup.
    Demikianlah uraian tentang pembelajaran Talking Stick semoga artikel ini menjadi sumber inspirasi para pendidik untuk selalu meningkatkan mutu pengajaran sehingga pembelajaran yang dirancang Bapak/Ibu Guru dapat lebih bervariatif, lebih bermakna, menantang sekaligus menyenangkan.


    Rabu, 02 November 2011

    PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

    Jigsaw adalah tipe pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Elliot Aronson’s. Model pembelajaran ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada kelompoknya.

    Jigsaw merupakan tipe pembelajaran kooperatif, dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dengan memperhatikan keheterogenan, bekerjasama positif dan setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.

    Sesuai dengan namanya, teknis penerapan tipe pembelajaran ini maju mundur seperti gergaji. Menurut Arends (1997), langkah-langkah penerapan model pembelajaran Jigsaw , yaitu:
    1. Membentuk kelompok heterogen yang beranggotakan 4 – 6 orang
    2. Masing-masing kelompok mengirimkan satu orang wakil mereka untuk membahas topik, wakil ini disebut dengan kelompok ahli
    3. Kelompok ahli berdiskusi untuk membahas topik yang diberikan dan saling membantu untuk menguasai topik tersebut
    4. Setelah memahami materi, kelompok ahli menyebar dan kembali ke kelompok masing-masing, kemudian menjelaskan materi kepada rekan kelompoknya
    5. Guru memberikan tes individual pada akhir pembelajaran tentang materi yang telah didiskusikan
    Dalam jigsaw, terdapat kelompok ahli dan kelompok asal. Kelompok asal adalah kelompok awal siswa terdiri dari berapa anggota kelompok ahli yang dibentuk dengan memperhatikan keragaman dan latar belakang. Guru harus trampil dan mengetahui latar belakang siswa agar terciptanya suasana yang baik bagi setiap angota kelompok. Sedangkan kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok lain (kelompok asal) yang ditugaskan untuk mendalami topik tertentu untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan topik yang sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta membantu satu sama lain untuk mempelajari topik mereka tersebut.

    Disini, peran guru adalah mefasilitasi dan memotivasi para anggota kelompok ahli agar mudah untuk memahami materi yang diberikan. Setelah pembahasan selesai, para anggota kelompok kemudian kembali pada kelompok asal dan mengajarkan pada teman sekelompoknya apa yang telah mereka dapatkan pada saat pertemuan di kelompok ahli. Para kelompok ahli harus mampu untuk membagi pengetahuan yang di dapatkan saat melakukan diskusi di kelompok ahli, sehingga pengetahuan tersebut diterima oleh setiap anggota pada kelompok asal.

    Kunci pembelajaran jigsaw ini adalah interpedensi setiap siswa terhadap anggota kelompok untuk memberikan informasi yang diperlukan dengan tujuan agar dapat mengerjakan tes dengan baik. Bila dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional, model pembelajaran Jigsaw memiliki beberapa kelebihan diantaranya sebagai berikut:

    1. Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar,karena sudah ada kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya
    2. Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat
    3. Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat
    Dalam penerapan model jigsaw ini sering ditemui beberapa permasalahan sebagai berikut:
    1. Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung mengontrol jalannya diskusi. Untuk mengantisipasi masalah ini guru harus benar-benar memperhatikan jalannya diskusi. Guru harus menekankan agar para anggota kelompok menyimak terlebih dahulu penjelasan dari tenaga ahli. Kemudian baru mengajukan pertanyaan apabila tidak mengerti.
    2. Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berfpikir rendah akan mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk sebagai tenaga ahli. Untuk mengantisipasi hal ini guru harus memilih tenaga ahli secara tepat, kemudian memonitor kinerja mereka dalam menjelaskan materi, agar materi dapat tersampaikan secara akurat.
    3. Siswa yang cerdas cenderung merasa bosan. Untuk mengantisipasi hal ini guru harus bisa menciptakan suasana kelas yang menyenangkan agar siswa yang cerdas tertantang untuk mengikuti jalannya diskusi.
    4. Siswa yang tidak terbiasa berkompetisi akan kesulitan untuk mengikuti proses pembelajaran.
    Demikianlah uraian singkat tentang pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw, mudah-mudahan artikel ini dapat menambah wawasan para pendidik sehingga pembelajaran yang dirancang dapat lebih bervariatif, lebih bermakna, menantang sekaligus menyenangkan.

    Selasa, 01 November 2011

    WORD SQUARE

    Word Square dalam arti bahasa terdiri atas dua kata yaitu Word yang berarti Kata dan Square berarti pencari, mencari. Jadi menurut bahasa Word Square adalah pencari kata.

    Word Square Merupakan model  pembelajaran yang memadukan kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokan jawaban pada kotak-kotak jawaban. Mirip seperti mengisi Teka-Teki Silang tetapi bedanya jawabannya sudah ada namun disamarkan dengan menambahkan kotak tambahan dengan sembarang huruf/angka penyamar atau pengecoh. Model pembelajaran ini sesuai untuk semua mata pelajaran.Tinggal bagaimana Guru dapat memprogram sejumlah pertanyaan terpilih yang dapat merangsang siswa untuk berpikir efektif. Tujuan huruf/angka pengecoh bukan untuk mempersulit siswa namun untuk melatih sikap teliti dan kritis.

    Kelebihan:
    1. Kegiatan tersebut mendorong pemahaman siswa terhadap materi pelajaran
    2. Melatih siswa lebih disiplin.

    Kelemahan:
    1. Mematikan kreatifitas siswa
    2. Siswa tinggal menerima bahan mentah
    Media : Buat kotak sesuai keperluan, buat soal sesuai KD.

    Langkah-langkah pembelajaran Word Square sebagai berikut :
    1. Guru menyampaikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai.
    2. Guru membagikan lembaran kegiatan sesuai contoh.
    3. Siswa menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban.
    4. Berikan poin setiap jawaban dalam kotak.
    CONTOH JAWABAN (Untuk Mapel IPS)

    T
    Y
    E
    N
    I
    O
    K
    N
    R
    A
    U
    A
    N
    K
    U
    O
    A
    B
    A
    R
    T
    E
    R
    M
    N
    A
    N
    I
    R
    R
    S
    I
    S
    D
    G
    I
    I
    T
    G
    N
    A
    O
    N
    L
    S
    A
    I
    A
    K
    L
    A
    A
    I
    S
    R
    L
    S
    A
    C
    E
    K
    B
    O
    S
    I
    R
    I
    N
    G
    G
    I
    T

    CONTOH SOALNYA :
    1. Sebelum mengenal uang orang melakukan pertukaran dengan cara …….
    2. ……. Digunakan sebagai alat pembayaran yang sah
    3. Uang ……. Saat ini banyak di palsukan
    4. Nilai bahan pembuatan uang disebut …….
    5. Kemampuan uang untuk ditukar dengan sejumlah barang atau jasa disebut nilai …….
    6. Nilai perbandingan uang dalam negara dengan mata uang asing disebut …….
    7. Nilai yang tertulis pada mata uang disebut nilai …….
    8. Dorongan seseorang menyimpan uang untuk keperluan jual beli disebut motif …….
    9. Perintah tertulis dari seseorang yang mempunyai rekening ke bank untuk membayar sejumlah uang disebut …….
    Demikianlah uraian singkat tentang word Square, mudah-mudahan artikel ini dapat menambah wawasan para pendidik sehingga pembelajaran yang dirancang dapat lebih bervariatif, lebih bermakna, menantang sekaligus menyenangkan.