Imajinasiku tak lagi bernyanyi
Kala anganku mengembara mencari sisi sudut hati
Gelisah menarikan bara hati
Nyanyian lembayung merahpun terkulai di pembaringan sepi
Cahaya asmaraku tak lagi mampu mengisi nada sumbangmu
Keangkuhan hatimu bernyanyi direlung rinduku
Mematahkan sendi- sendi asmara di kalbu
Bagai lagu tanpa cinta
Irama tanpa kata
Gelisahku memadati petak-petak langit hati
Jendela fajar meronta menanti pagi
Menjerit pilu menyongsong hadirnya mentari
Menanti indahnya musim semi
Gelisahku gemuruh bersenandung di sanubari
Meratapi congkaknya nada sumbangmu yang bernyanyi diruang sepi
Hingga cahaya cintaku tak lagi menerangi hati
Penantian panjangku terkulai mati
Rabu, 23 Mei 2012
Minggu, 13 Mei 2012
CINTA MENTARI DI MUSIM SEMI
Ketika dawai hati bergetar
Hantarkan cinta mentari di musim semi
Menemukan jalannya
Pada rona jingga di singgasana
Menyeberangi rangkaian hari-hari indah
Di bulan Mei
Langit telah menemukan biru yang lebih dalam
Imajinasi tenangku mengalun tertuju padamu
Di setiap bahagianya musim semi
Seperti bahagianya cinta kita yang makin bersemi
Yang tumbuh di bulan Mei
Kali ini…
Masih kulihat akrabmu
Candamu
Impianmu
Harapanmu
Rengkuhmu tuk tetap memilikiku
Menghantarkan gejolak rinduku
Di lubuk hati terdalamku
Hanya berharap cinta dan kasih tulus darimu
Dan seluruh jiwa ini Tercurah hanya untukmu pujaan hatiku
Kuharap cintamu tak pernah mati
Karena seluruh cintaku hanya untukmu
Hantarkan cinta mentari di musim semi
Menemukan jalannya
Pada rona jingga di singgasana
Menyeberangi rangkaian hari-hari indah
Di bulan Mei
Langit telah menemukan biru yang lebih dalam
Imajinasi tenangku mengalun tertuju padamu
Di setiap bahagianya musim semi
Seperti bahagianya cinta kita yang makin bersemi
Yang tumbuh di bulan Mei
Kali ini…
Masih kulihat akrabmu
Candamu
Impianmu
Harapanmu
Rengkuhmu tuk tetap memilikiku
Menghantarkan gejolak rinduku
Di lubuk hati terdalamku
Hanya berharap cinta dan kasih tulus darimu
Dan seluruh jiwa ini Tercurah hanya untukmu pujaan hatiku
Kuharap cintamu tak pernah mati
Karena seluruh cintaku hanya untukmu
Sabtu, 12 Mei 2012
AKU BAGAI BUTIRAN DEBU
Kau pandang aku
Bagai butiran debu
Di atas daun keladi yang tersiram rintik hujan
Jatuh berderai
Aku merasakan
Betapa aku tak berdaya
Ketika kau pandang aku butiran debu
Namun apa hendak dikata
Aku akui
Kau pantas memandangku
Bagai butiran debu
Yang mudah terbang dibawa angin lalu
Aku bagai butiran debu
Yang tak berarti apa- apa
Di dalam palung hatimu
Kau tiup aku
Agar tak mengotori hatimu
Tapi biarlah
Meski aku hanya butiran debu
Suatu waktu aku dapat mencuci pikiranmu
Yang teramat angkuh
Mempermainkan hatiku
Bagai butiran debu
Di atas daun keladi yang tersiram rintik hujan
Jatuh berderai
Aku merasakan
Betapa aku tak berdaya
Ketika kau pandang aku butiran debu
Namun apa hendak dikata
Aku akui
Kau pantas memandangku
Bagai butiran debu
Yang mudah terbang dibawa angin lalu
Aku bagai butiran debu
Yang tak berarti apa- apa
Di dalam palung hatimu
Kau tiup aku
Agar tak mengotori hatimu
Tapi biarlah
Meski aku hanya butiran debu
Suatu waktu aku dapat mencuci pikiranmu
Yang teramat angkuh
Mempermainkan hatiku
Langganan:
Postingan (Atom)