Rabu, 23 Mei 2012

GELISAHKU

Imajinasiku tak lagi bernyanyi
Kala anganku mengembara mencari sisi sudut hati
Gelisah menarikan bara hati
Nyanyian lembayung merahpun terkulai di pembaringan sepi

Cahaya asmaraku tak lagi mampu mengisi nada sumbangmu
Keangkuhan hatimu bernyanyi direlung rinduku
Mematahkan sendi- sendi asmara di kalbu
Bagai lagu tanpa cinta
Irama tanpa kata

Gelisahku memadati petak-petak langit hati
Jendela fajar meronta menanti pagi
Menjerit pilu menyongsong hadirnya mentari
Menanti indahnya musim semi

Gelisahku gemuruh bersenandung di sanubari
Meratapi congkaknya nada sumbangmu yang bernyanyi diruang sepi
Hingga cahaya cintaku tak lagi menerangi hati Penantian panjangku terkulai mati


 

Minggu, 13 Mei 2012

CINTA MENTARI DI MUSIM SEMI

Ketika dawai hati bergetar
Hantarkan cinta mentari di musim semi
Menemukan jalannya
Pada rona jingga di singgasana
Menyeberangi rangkaian hari-hari indah
Di bulan Mei

Langit telah menemukan biru yang lebih dalam
Imajinasi tenangku mengalun tertuju padamu
Di setiap bahagianya musim semi
Seperti bahagianya cinta kita yang makin bersemi
Yang tumbuh di bulan Mei

Kali ini…
Masih kulihat akrabmu
Candamu
Impianmu
Harapanmu
Rengkuhmu tuk tetap memilikiku
Menghantarkan gejolak rinduku

Di lubuk hati terdalamku
Hanya berharap cinta dan kasih tulus darimu
Dan seluruh jiwa ini Tercurah hanya untukmu pujaan hatiku
Kuharap cintamu tak pernah mati
Karena seluruh cintaku hanya untukmu

 

Sabtu, 12 Mei 2012

AKU BAGAI BUTIRAN DEBU

Kau pandang aku
Bagai butiran debu
Di atas daun keladi yang tersiram rintik hujan
Jatuh berderai

Aku merasakan
Betapa aku tak berdaya
Ketika kau pandang aku butiran debu
Namun apa hendak dikata

Aku akui
Kau pantas memandangku
Bagai butiran debu
Yang mudah terbang dibawa angin lalu

Aku bagai butiran debu
Yang tak berarti apa- apa
Di dalam palung hatimu
Kau tiup aku
Agar tak mengotori hatimu

Tapi biarlah
Meski aku hanya butiran debu
Suatu waktu aku dapat mencuci pikiranmu
Yang teramat angkuh
Mempermainkan hatiku