Balada seorang buruh
Begitu fajar menyingsing
Dia bergegas melangkahkan kaki
Demi mencari sesuap nasi
Penuh harapan akan mendapatkan rezeki
Sesekali senyum tersungging di bibir sebagai pelepas penat
Sesekali mengusap keringat dari terik mentari yang menyengat
Dia begitu optimis memperjuangkan hidup dari kehidupan melarat
Demi kebutuhan yang makin meningkat
Hari pun terus melaju
Rutinitas kerja terus dipacu
Ada penantian panjang yang terus terlintas dalam benaknya
Untuk menerima upah kerja
Upah kerja pertama telah diberi
Rasa penat hilang ditelan bumi
Wajah cerah makin berseri
Tertawa riang di dalam hati
Dia pun terus berjuang
Untuk meningkatkan etos kerja dan hidup yang harus diperjuangkan
Tanpa kenal lelah
Tanpa kenal duka
Tanpa kenal waktu
Sesekali dia berkelakar
Bercanda ria
Meski sebenarnya hatinya luka
Upah yang dia terima tak sebanding dengan pengabdiannya
Namun dia selalu bersyukur
Kepada Allah yang Maha Pelindung
Suatu hari...
Dia menemui badai yang menghadang
Seorang majikan dengan tegas mengatakan
"Kamu harus angkat kaki dari sini"
Bagai petir menyambar di tengah siang
Darah tersira
Mendadak pingsan
Upah kerja yang tak diberikan
Dengan rendah hati meninggalkan pekerjaan
Tanpa kata tanpa protes...
Dia pun bergegas pulang
Oh Tuhan
Mengapa semua ini terjadi...
Meski dia tahu...
Ada orang yang menanti pekerjaan itu
Siap menggantikan posisi
Di balik skenario licik mereka (tuan besar) beracting
Yang dikemas dalam bentuk fitnah
Karena sebuah pendekatan, tip dan suap dari seseorang
Sungguh malang nasib seorang buruh
Ya Allah
Lapangkanlah hatinya...
Tabah dan sabarkanlah jiwanya
Kuatkanlah imannya untuk menyongsong hari depannya
Lindungilah dirinya dari segala malapetaka
Luaskanlah rezekinya
Dan kabulkanlah doanya
Cobaan apa yang telah dia terima
0 komentar:
Posting Komentar
Blog ini DOFOLLOW.Tuliskan komentar Anda, Anda akan mendapat backlink secara langsung.