Rabu, 23 November 2011

PERIH

Perih
Siang itu
Matahari kian meredup
Suasana hangat menyengat
Mata ini enggan terbuka karena beban derita
Perih bagai luka menari- nari di penjuru sukma
Begitu mengiris menyayat pedih
Mengikis kokohnya jiwa

Keringat dingin menderai mengaburkan pesona
Membasahi helai benang busana sukma
Makin gerah
Makin perih
Makin pedih kurasa
Kuhela nafas panjang
Kepenatan pun tak kunjung sirna

Angin begitu menjauhi aku
Tak setia lagi menemani kesendirianku
Biasanya akrab menyatu dalam canda tawa mesra bersamaku
Menarikan semilirnya kidung rindu

Berpijak pada sisa akar ketegaran
Aku bergelayut mencengkram kuat pada akar itu
Bersama keyakinan yang telah terkoyak
Kepedihan pasti berlalu ditelan bingkai waktu

0 komentar:

Posting Komentar

Blog ini DOFOLLOW.Tuliskan komentar Anda, Anda akan mendapat backlink secara langsung.